PART #7 Bila Allah Telah Bicara



Assalamualaikum, para pembaca yang sudah mau mampir, terimakasih atas waktu luangnya.  😇😘😘
Bertemu lagi dengan saya, di tahun baru 2017 ini, yaaah meskipun sudah kelewat sebulan baru ngucapin. Tapi gak apa lah yaaa.  😅😂😆

Btw, maaf ya baru keliatan. Jarang isi blog kesayangan ini, soalnya suka males-males gitu buat nulis, abis gak ada yang coment juga sih, berasa nulis diary sendiri yang dibaca dan ditulis sendiri dah neh.  *Kode keras minta di comentt  😆😆

Okee next ~~~

Apa pernah kalian, mendengar Allah bicara, pernah? Atau tidak?
Apakah maksud kalian adalah suara yang menggelegar yang memenuhi seluruh penjuru dunia, oh bukan itu maksudku.
Suara Allah adalah ketika suatu saat kita mendapatkan suatu hidayah, secara tiba-tiba. Sebuah kata-kata yang tiba-tiba hadir di benak kita, namun terasa sangat menusuk, dalam, dan begitu terasa merubah seluruh kehidupan kita.





Pernah liat manusia yang bebel banget hatinya? Di beri tahu oleh puluhan ustad atau bahkan kia’i sekalipun, ia tidak mau ngerti. Tidak mau menuruti. 
Tapi ketika suatu hari, tanpa angin, tanpa hujan, tanpa badai, tiba-tiba ia berubah menjadi lebih alim dan lebih baik. Lalu kita meledeknya, “Ada angin apa nih, tiba-tiba berubah?”

Maka sesungguhnya orang itu telah mendengar Allah berbicara padanya. Maka dia mampu merubah keseluruhan hidupnya secara keseluruhan. Dan tentunya, perubahan itu menuju ke arah yang lebih baik. Tidak ada kata-kata yang menuntun kepada kebaikan kecuali, hanya kata-kata Allah yang dibisikkan ke dalam dada manusia.

( Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka menyekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan.) QS Al-An’am : 88

Manusia itu pada dasarnya adalah mahluk yang sangat suka membantah. Di suruh sholat tidak mau, alasan ini lah itu lah, di suruh bersedekah takut kurang ini lah itu lah, pokoknya ada saja bantahannya. Selalu ada cara untuk berkelih. Padahal sesuatu itu adalah sesuatu yang wajib kita jalankan sebagai muslim.

( Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur’an dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.) QS Al-Kahf : 54


Give me to tell you my experience.
Saya juga dulu pernah mengalami hal suara Allah ini. Lebih tepatnya mengenai Hijab.
Yes, the crown of Muslimah.” Saya mengenakan hijab itu bukan dari lahir, tapi dari umur menginjak 19 tahun, alhamdulillah wa syukurillah, Allah membukakan pintu hati saya untuk mengenakan hijab ketika usia yang cukup bisa dimaklumkan. 
Karena betapa banyak wanita yang sudah menginjak setengah abad tapi belum juga diberikan hidayah untuk memakainya. Mari kita doakan semoga para wanita muslim bisa segera mendapatkan hidayah dari Allah. Amin.


Waktu itu di awal bulan Agustus di tengah tahun 2015, yes, tepat, baru satu tahun lebih dikit.
Saya mulai berprinsip untuk bisa mengenakan hijab yang Allah wajibkan untuk para wanita muslim. Sebenarnya panggilan berjilbab ini sudah terdengar di dalam hati saya, ketika pertengahan bulan di tahun 2013 ( look that, betapa jauhnya proses antara 2013-2015.
Kok bisa seh? )

jadi begini, saya sudah bilang tadi bahwa manusia adalah mahluk yang paling sering membantah. Allah di tahun 2013 memang sudah berbicara pada saya mengenai perintah berjilbab, saya sudah mulai tertarik dengan yang namanya jilbab, mulai search di google, belajar lah tutorial hijab, mulai mengumpulkan jilbab sedikit demi sedikit, baca-baca perintah mengenai hijab di beberapa sunnah dan quran, udah paham dan tahu betul, dan pengen betul pake. Tapi merasa tanggung, karena bentar lagi tahun baru kan, meskipun sama sekali gak ada hubungannya. *Haha.

Tapi saya pengen waktu itu udahlah pake jilbabnya pas tahun 2014 aja, kan enak tuh, tahun baru, pribadi baru, saya berfikiran begitu. *jadi malu sendiri cerita begini >_<)”
Akhirnya tahun 2014 datang tapi sudah terlanjur malas mau pakai jilbab, suara Allah sudah tidak hadir waktu itu, jadi berasa gak ada yang manggil lagi dan akhirnya milih tidak make jilbab.
Setelah itu tahun 2015 datang dan di pertengahan tahun 2015 suara Allah kembali terdengar, dan kali ini saya bertekad untuk tidak akan mengabaikkannya, hingga akhirnya Bismillah hirahmannirahim, saya memakai jilbab dan berusaha istiqamah hingga detik ini.

Bener-bener dah teman-teman semua. Yang namanya Allah tuh kalo udah ngomong sama kita itu berasa adem aja nih hati, berasa nurut aja ini hati. Ribuan alasan yang tadinya kita doyan buat bantah ini malah jadi diam beribu bahasa. Dan tubuh ini serasa langsung di setting buat melakukan hal itu. Bener deh. Ini faktanya. Otak kita nih, gak pake lama mikir, udah langsung antepin tuh perintah, karena apa? Karena suara itu murni dari Allah, Tuhan Pencipta Segalanya, dan hati kita ini juga Dia yang ciptain, jadi lebih nurut kalo di panggil.

Tetapi harus di tandaskan di sini. Jika suara Allah itu telah terdengar di hati kalian semua tidak mudah dan segampang itu melaksanakan kalo emang kitanya masih ngeyel buat berubah. Karena apa? Allah cuma sekedar bersuara, memanggil, bukan menghipnotis kita agar kita bisa langsung patuh dan bergerak. Tidak sama sekali. Ingat itu!

Seperti saat Adzan berkumandang, Allah memanggil kita bukan untuk melaksanakan sholat? Jelas bukan terdengar. Tapi apa? Tapi kita yang malas untuk berdiri dan menunaikan perintah itu, jadi ini yang salah siapa? Kitanya atau Allah? Yang paling jelas, jika di akhirat nanti Allah memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba yang tidak beriman kepadanya. 
Lagi-lagi itu bukan salah Allah, itu adalah seratus persen salah kita sendiri, toh, sudah dipanggil sekali, duakali, tigakali, dan berkali-kali tapi tidak juga mau menuruti dan memenuhi perintah Allah.

Allah itu maha baik. Dia selalu memberi kesempatan bagi hamba-hambanya yang ingin berubah dan kembali kejalan yang benar. Allah itu maha pemaaf, dan pintu maafnya seluas bumi dan langit. Maka mari, jika kita ingin menjadi hamba-hamba yang di cintai Allah, maka kembali kepadanya, karena mau tidak mau, suka tidak suka, toh pada akhirnya nanti kita juga akan kembali kepadanya, dan semua perbuatan kita kelak akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. 
Tetapi, di saat itu telah terjadi, pintu maaf-Nya Allah sudah tidak lagi berlaku untuk siapapun. Yang berlaku hanyalah murkanya saja bagi orang-orang yang tidak beriman, nauzubillah mindzalik.

Jadi, masih berani pura-pura gak dengar ketika Allah memanggil? Inget, resiko di tanggung sendiri, Loh ya..!

Oke, saya rasa cukup sampe di sini ya, untuk kali ini.
Jumpa lagi di next part yang lain. Give me comment or etc if you want, tapi harus tetap sopan yaa..

Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza,
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh. 
 






Komentar

VISITORS

POSTINGAN LAINNYA