3 Kerugian Orang yang Sering Multitasking

Di era yang semakin membuat semua orang kini ingin serba cepat dalam melakukan segala hal. Muncul gaya hidup baru yang akhir-akhir ini sering diadopsi oleh banyak orang. Sudah tidak asing didengar yaitu istilah “Multitasking” atau dalam bahasanya merangkap tugas dalam waktu yang bersamaan. Ini sudah menjadi tren yang sering kita semua lakukan baik secara sengaja ataupun tidak.



Pegawai kantor juga dituntut untuk melakukan hal yang sama, dibagi tugas bertumpuk dalam satu waktu oleh atasan kerja. Apalagi buat wanita dengan julukan “Super Mom,” yang kadang bisa menyuapi anak sambil menonton acara televisi kesayangan sementara api di dapur masih menyala sebab memasak ikan. Bisa kita bayangkan betapa rumitnya. 

Pemandangan seperti ini sangat hebat bagi sang pelaku karena banyak orang yang amat mendewakan waktu, mereka mempunyai motto hidup bahwa “waktu adalah uang”.

Hingga sehari dalam 24 jam seperti masih kurang memenuhi segala kebutuhannya. Padahal waktu tidak sama dengan uang, kalau uang bisa berkurang dan bertambah sedangkan waktu itu sendiri hanya bisa berkurang tanpa pernah bertambah nilainya.

Jadi salah satu hal yang bisa kita manfaatkan dari waktu adalah memanfaatkannya dengan baik ketika ia sedang hadir. Namun efek daripada multitasking ini amat membahayakan juga jika terus-menerus kita praktekan dalam kehidupan setiap hari berikut penjelasannya:
  

       1. Mudah lelah  

Where focus goes, energy flows. – Tony Robbins

Multitasking membuat fokus pada suatu hal akan mudah pecah dan jika fokus berantakan maka energi tubuh juga akan cepat habis. Akibatnya badan dan pikiran jadi gampang lelah. Sebab otak kita ini dirancang hanya bisa fokus pada suatu hal saja. Bisa dibayangkan jika kamu sedang memasak di dapur, sambil menerima telepon dari teman yang curhat perihal putus cinta, padahal fikiranmu sedang mengkhawatirkan anakmu yang sedang main di ruang depan. Apakah bisa menyempurnakan semua kegiataan itu dalam satu waktu yang bersamaan?

Faktor ini juga tidak kalah penting, tubuh dan pikiranmu tentu bukanlah sebuah robot yang bisa berjalan kesana-kemari dengan settingan pabrik yang canggih, memikirkan ini dan itu pada waktu yang bersamaan secara terus-menerus. Semua kendali tubuh adalah otak,  jika otak kelelahan akibat merangkap tugas dalam waktu sekaligus maka tubuh juga otomatis akan terkena dampak buruknya. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, maka efek ringan yang sering ditimbulkan badan adalah kelelahan dan sakit kepala ringan, apabila berkelanjutan juga bisa membahayakan. 

Akibatnya konsentrasimu akan pecah dan beberapa tugas bisa jadi berantakan. Hasil yang didapat dari pikiran setengah sadar dan separuh hati tentu tidak sempurna.
Memang jika diperhatikan bisa mengerjakan semua hal penting dalam waktu singkat adalah hal yang sangat super dan terkesan hebat. Namun apa artinya jika lama-kelamaan tubuhmu sakit dan tidak mau diajak kerja sama lagi, percayalah orang yang sering multitasking pasti pernah mengalami faktor ini.

Melakukan sesuatu, seringan apapun itu dengan diri yang utuh, akan mendapatkan hasil yang maksimal. Jadi pada akhirnya kita menyadari bahwa suatu kegiatan apapun jika dijalani dengan fokus maka hasil yang besar bisa diraih daripada kerja banyak tapi hasil tidak memuaskan.

Ada quotes yang menarik, “Anyone can be busy but busy is not always productive”.

2. Rusaknya hubungan pribadi

Akibat keseringan multitasking maka kita sering tidak hadir secara utuh pada apapun rutinitas yang sedang dijalani pada saat itu. Akhirnya terbentuklah suatu rutinitas yang serba otomatis, seperti menjawab sapaan keluarga atau menyapa tetangga di jalan, yang harusnya bisa berlanjut ke sebuah topik yang panjang lebar, karena berhubung pikiran masih berada di tempat kerja dan tugas yang masih menumpuk dari atasan, menyebabkan dirimu lebih fokus pada keadaan di tempat lain, jadi membuat semua jawaban hanya serba otomatis. Seperti contoh kecil, “Hi,” “Iya,” “ Sudah,” dan sejenisnya.

Mungkin terkadang sapaan atau gelengan dan anggukan kepala yang semua serba otomatis tanpa dipikir lagi, padahal tidak tahu sama sekali apa yang baru saja dibicarakan oleh pasangannya sendiri. Jika respon otomatis ini terus berlanjut bisa dibayangkan betapa komunikasi tidak dapat terjadi antara dua arah. 

Kodratnya manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan percakapan secara utuh antara satu sama lain. Ini adalah sumber kecil dari banyaknya faktor ketidakharmonisan rumah tangga, ketidakakuran antara saudara, bahkan ketidakpedulian antara tetangga.

Coba sekarang cek lagi apakah sifat-sifat ini ada pada dirimu, yang sering melakukan multitasking tanpa pikir lebih dahulu dan akhirnya merasa hebat dengan dirinya sendiri padahal hubunganmu dengan orang lain bisa saja sedang berada di ambang batas kehancuran.
Kenapa? Sebab ada jarak yang tidak terlihat hadir pada hubungan kalian yang lambat laun jika terus dibiarkan akan ada sesuatu yang hilang.
  


3. Kurang bahagia

Super Mom


Apa kamu masih ingat kapan pertama kali bertemu dengan pasanganmu saat ini? Kapan terakhir kali kalian saling memberi ucapan romantis? Kapan terakhir kamu pergi ke suatu tempat hiburan? Pasti masih ingat dong. 

Coba kalau saya tanya lagi baju apa yang kamu pakai seminggu lalu? Siapa orang yang dua hari lalu kamu temui di jalan? Pasti tidak ingat kan.

Sebab kehadiran dirimu pada suatu momen yang membahagiakan akan selalu terkenang hingga kapan pun dan hal yang seperti ini tidak bisa kamu dapatkan jika kamu hanya hadir separuh pada momen yang saat itu sedang kamu jalani, sementara separuhnya lagi pikiranmu sedang berada di tempat lain. 

Jadi paham ya, kenapa kenangan indah, sedih, akan bisa lebih membekas lama karena pada saat tersebut kamu hadir sepenuhnya dan membuat semua pikiran juga hatimu hadir secara utuh.
Setelah mendengar beberapa dampak merugikan bagi para pelaku multitasking di atas, apakah kamu masih mau tetap tidak hadir pada momen sekarang dan saat ini? 

Sayangi dirimu sendiri dan keluarga yang kamu sayangi, dengan hadir secara utuh kamu bisa lebih mendengar banyak juga memberikan respon dengan baik.
Seperti yang kita telah ketahui bersama, waktu tidak akan berputar untuk yang kedua kali, dan kesempatan untuk menyayangi mereka juga tidak akan menunggumu untuk tersadar lebih dahulu. Jadi hadirlah sepenuhnya dalam momen ini secara utuh.

***

Komentar

VISITORS

POSTINGAN LAINNYA