Kenapa Harus Mengenali Diri Sendiri?

Ketika seseorang ingin mengenal orang lain alangkah baiknya jika ia mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Sudahkah Anda mengenal diri Anda dengan baik? Kenapa tiba-tiba Anda merasa sedih atau marah kepada suatu hal? Kenapa hal seperti ini bisa terjadi begitu saja?

Penting untuk menemukan diri sendiri, yaitu diri Anda yang sebenarnya. Sebab seperti sebuah perjalanan, di mana Anda akan menemukan segala ketidakpastian dalam kehidupan. Anda belajar memahami apa sebenarnya ketakutan terdalam yang dimiliki, kelemahan dan ketidak percayaan diri.

Perjalanan untuk menemukan bagaimana kehidupan yang ingin Anda jalani kelak ke depannya atau tentang keinginan tertinggi yang ingin dicapai dalam hidup. Namun jika sampai saat ini Anda belum menemukannya maka dorong diri untuk memiliki sikap keingintahuan yang lebih besar. Miliki segala pertanyaan yang ingin Anda temukan jawabannya. Karena sejatinya hidup ini tentang menemukan segala apa yang ingin Anda ketahui.

Perjalanan untuk menemukan diri sendiri selain membutuhkan waktu yang tidak sebentar, biasanya juga membutuhkan ketakutan dan tantangan yang tidak sedikit. Sebab ini perihal Anda mampu mendengarkan diri sendiri, tentang kesadaran untuk mengetahui nilai-nilai inti, prioritas dan impian hidup.

Perjalanan untuk belajar menerima, meski bukan berarti menyerah begitu saja kepada segala kekuatan dan kelemahan, perasaan dan pemikiran, kesukaan dan kebencian, toleransi dan pembatasan tentang diri sendiri.

Jangan pernah berhenti untuk menemukan apa yang sedang Anda cari, yaitu jati dirimu sendiri. Berhentilah untuk mencari di luar diri sebab untuk menemukan kepribadianmu seperti apa, itu adalah perjalanan yang dapat ditemukan dari dalam diri. Sayangnya tidak ada siapapun yang dapat membantu selain daripada diri sendiri.

Kepribadian seseorang selayaknya bawang yang berlapis, harus dikupas berkali-kali hingga tampak seperti apa bagian intinya. Setiap lapisan menunjukkan siapa dan bagaimana cara Anda menjalani kehidupan. Anda perlu mengetahuinya namun semua ini membutuhkan waktu yang tidak singkat. Mari kita kupas saja:

  • Lapisan bawang yang pertama, yaitu mengenali emosi diri
Terkadang kita tidak bisa selalu mengekspresikan emosi diri dengan baik. Bisa saja Anda diam akan suatu hal yang membuat mood Anda kurang senang atau tertawa pada sesuatu yang dirasa klise tetapi menimbulkan kebahagiaan. Setiap orang tentu  memiliki respon emosional yang berbeda terhadap sesuatu.

Pada lapisan pertama ini, teliti dalam mengenal diri sendiri yaitu mampu mengeskpresikan segala bentuk emosi karena cuma Andalah yang mengetahui apa yang sedang dirasakan saat itu. Ketika Anda mampu mengenali emosi diri dengan baik, maka otomatis Anda juga mampu merespon dengan lebih baik apa yang seharusnya ditunjukkan atau dipendam dari orang lain.

  • Lapisan kedua, kemampuan untuk bertanya apa penyebab emosi ini timbul?
Jika Anda pergi ke dokter atau psikolog tebak apa yang pertama kali mereka lakukan. Tentu saja, bertanya. Kenapa mereka bertanya padahal mereka adalah seorang ahli, tentu saja karena yang tahu diri Anda, hanyalah diri Anda sendiri. Sesimpel itu. Seharusnya ini pula yang terjadi pada pertolongan pertama emosi Anda, “kenapa saya bisa merasakan ini kepadanya?” betapa banyak pertanyaan yang bisa diajukan lebih dalam, jika saja Anda mau bertanya.

Ketika sudah mengetahui apa akar penyebabnya maka dokter akan memberikan obat atau solusi dari penyakit tersebut, lalu apakah ada jaminan seratus persen jika pulang sehabis konsultasi dokter Anda bisa sembuh total tanpa meminum obat yang diberikan dan menjalankan saran kesembuhan darinya? Tentu saja tidak.

Lagi-lagi semua bergantung kepada diri sendiri, Anda yang punya kendali sepenuhnya terhadap kehidupan, kesehatan, hubungan Anda. Orang lain hanya sekedar membantu dalam memberi solusi jalan keluar. Masalah Anda mau mengikuti sarannya atau tidak, tentu ada pada tanggung jawab diri sendiri.

  • Lapisan ketiga, mengapa saya menganggap hal ini sebagai kesuksesan atau kegagalan?


Ini semua bergantung nilai yang Anda pegang selama hidup. Pemikiran seseorang mungkin bisa saja berubah seiring berjalannya waktu, tetapi nilai pokoknya pada suatu hal tertentu tetap tidak bisa berubah.

Contohnya saja kemiskinan nilai utama di sini adalah uang, seharusnya saya punya banyak uang jika ingin hidup berkecukupan dan bahagia seperti kebanyakan orang yang bahagia karena maereka kaya raya. Bisa membeli apapun yang mereka inginkan bukankah itu sebuah kesuksesan yang hakiki? Jadi jika orang yang memiliki sudut pandang kesuksesan seperti ini, ia akan menganggap jika hidupnya gagal ketika ia jatuh miskin atau pendapatannya sedang dalam angka terendah.

Jika mau menggali lebih dalam kepada diri sendiri, mungkin Anda akan menemukan beberapa hal yang dirasa cocok pada nilai diri hingga membuat Anda mengiyakan atau menolak sesuatu. Ini bergantung dari lingkungan dan latar belakang apa yang pernah Anda terima dalam hidup.



Suatu peristiwa atau kejadian dalam hidup bisa menjadi baik atau buruk  bergantung dari ukuran apa yang kita pilih untuk bisa dinikmati. Anda mungkin tidak bisa memilih apa yang akan terjadi dalam kehidupan Anda kelak atau ada hal-hal yang malah datang diluar prediksi Anda.

Namun Anda tahu apa tentang kehidupan dan segala yang direncanakan bisa jadi gagal mendadak. Tapi kita mampu memberi respon dan mengambil kendali pada kejadian tersebut.

Mulai sekarang kenali lah diri Anda dengan lebih baik. Sering bertanya pada diri apa yang sebetulnya diinginkan dalam kehidupan ini.

Komentar

VISITORS

POSTINGAN LAINNYA