Usia Postingan Ini Setahun yang Lalu

 

Kenapa Menyediakan Waktu Untuk Berkomunikasi 

Adalah Hal Penting?

 

 

Aku nulis postingan ini tanggal 31 Oktober 2020. Aku nulis ini beberapa jam pas di waktu bersamaan di sebuah jalan, malaikat maut datang menjemput Mamaku. Sepertinya sesuai dengan apa yang aku tulis dengan yang aku rasain waktu itu. Baru aku posting sekarang karena baru sempat. harusnya kemarin pas setahunnya Mama. Tapi pas lagi pengajian segala macem jadinya gak bisa ngepost.😁

 



Manusia adalah makhluk sosial. Mempunyai sebuah kunci untuk bersosial dengan baik dengan cara berkomunikasi. Coba bayangkan, tidak ada orang yang dapat nyaman satu sama lain, tanpa didahului oleh komunikasi sebelumnya. Sekalipun ia tuna wicara, atau tuna rungu, mereka tetap memiliki sebuah bahasa yang digunakan untuk dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang lain. Temasuk bahasa verbal, seperti anggukan pertanda iya, gelengan pertanda tidak, itu semua bahasa yang tidak mancakup suara tetapi sebuah sinyal komunikasi.

 

Bukankah proses perkenalan pasangan, atau teman juga membutuhkan sebuah komunikasi awalnya. Bertukar biodata singkat, kemudian saling merasa nyaman dengan diri masing-masing, dan mulai membangun sebuah hubungan jangka panjang. Nah, di titik itulah, komunikasi tidak seharusnya luput bagi orang-orang yang mempunyai ikatan. Penyebab paling pertama kenapa seseorang sudah merasa berjarak dengan pasangannya sendiri atau hubungan yang ia miliki lainnya adalah komunikasi antar mereka yang sudah mulai mengendur atau mungkin kualitasnya yang sudah berkurang.

 

Kenapa hal ini penting? Sebagai makhluk sosial jelas itulah kunci pertama. Harusnya kita bersyukur di zaman yang sudah berkembang maju seperti sekarang. Dimana komunikasi hanya sebatas menekan sebuah tombol di layar smartphone, maka kalian bisa saling bertatap muka meski hanya lewat sebuah layar. Jarak menjadi terlipat. Untuk berkomunikasi jarak jauh dapat dimudahkan oleh kemampuan gawai yang saat ini, sudah mampu mengantarkan sebuah suara dari jarak menyebrang pulau sekalipun. Bandingkan dengan zaman dahulu, yang harus menempuh waktu berbulan-bulang hanya untuk bisa menerima sebuah balasan komunikasi melalui surat. 

Wah! Sangat dimudahkan. Namun sangat disayangkan, kemudahan lantas, tidak menjadikan sebuah acuan penting agar sebuah hubungan tetap langgeng, nyaman, seperti awal sebuah pertemuan.


Lantas, ada apa? Apakah penyebabnya sebuah rasa bosan yang dapat digantikan oleh orang lain? Kenapa  setelah mendapatkan yang lain, malah rasa bosan semakin menyerang? It’s big no! bukan itu alasannya.

Tidak adanya komunikasi yang berkualitas. Yes, it is!


Ini bukan masalah kuantitas, seberapa sering kalian berkomunikasi, bukan seberapa sering kalian jalan bareng, memberikan waktu satu sama lain. Meski itu salah satu unsur kuantitas.


Tapi, tanpa sebuah kualitas dalam hubungan. Maka rasa bosan akan lebih mudah merasuk. Dan manusia memang diciptakan memiliki rasa bosan di dalam hatinya. Paling tidak ciptakan waktu satu, dua jam. Hanya fokus untuk membahas hal inti. Mengenai hubungan itu sendiri. Mengenali lebih dalam diri masing-masing. Berikan hak untuk bersuara, bercerita, pada satu sama lainnya. Hubungan bukan terdiri dari satu orang, tapi dari kedua orang. 

Ada inti timbal-balik, dalam artian saling bertukar cerita, saling bertukar informasi terpenting. Meluangkan waktu tanpa ada gangguan di antara mereka. Ini penting, komunikasi dua arah, entah bertatapan langsung atau tidak intinya adalah kualitas apakah yang ada di dalamnya.

 

See ya, semoga kali ini hubungan apapun yang sedang kalian miliki. Berkualitas, dan saling timbal-balik satu sama lain. Bukan hanya berat sebelah. Ini hubungan, bukan timbangan. Ok? 😁

Komentar

VISITORS

POSTINGAN LAINNYA