[ SPOILER BOOK ] SWEET BEAN PASTE - DURIAN SUKEGAWA

 


Penulis: Durian Sukegawa 

Penerbit: Oneworld publications

Tahun Penerbitan: 2017

Jumlah: 310 Halaman

Aku Baca di: Libby

 

Synopsis :

Sentaro has failed: he has a criminal record, drinks too much, and hasn’t managed to fulfill his dream of becoming a writer. Instead, he works in a confectionery shop selling dorayaki, a type of pancake filled with a sweet paste made of red beans. With only the blossoming of the cherry trees to mark the passing of time, he spends his days listlessly filling the pastries. Until one day an elderly, handicapped woman enters the shop.

Tokue makes the best bean paste imaginable, and begins to teach Sentaro her art. But as their friendship flourishes, societal prejudices become impossible to escape, in this quietly devastating novel about the burden of the past and the redemptive power of friendship.

 

Doraharu nama toko yang menjual Dorayaki tempat di mana Sentaro bekerja. Doraharu kini dipegang oleh istri dari bosnya yang sudah meninggal. Namun, istri si bosnya ini juga jarang ke toko karena dia agak terganggu gitu sama kebersihan toko. 

Biasanya setiap pagi, Sentaro mencampur pasta kacang merah sisa kemarin dengan buatannya hari ini. Pasta kacang merah untuk membuat isian dorayaki. Sedangkan pancake untuk pipihan roti yang menghimpit si pasta kacang merah tadi. Kalau sering nonton Doraemon pasti tau banget deh, dorayaki itu kaya apa. 

Kira-kira pekerjaan paginya Sentaro ya model begini. Ketika suhu di pemanggang sudah tepat, dia menyendok sesendok penuh adonan ke permukaan yang panas dengan sendok berbentuk gong yang darinya dorayaki mengambil namanya: dora untuk gong, dan yaki untuk dipanggang. *Duh, jadi pengen nyobain dorayaki 😄

 

Sentaro worked every day, cooking pancakes for dorayaki, filling them with bean paste and smiling for the customers. And like his late boss, he drank, night after night.

 


Datanglah Tokue Yoshii nenek 76 tahun yang selalu mengenakan topi putih, ke dalam kehidupan Sentaro. Semula dia hanya memperhatikan dari depan toko kemudian berusaha melamar pekerjaan yang berulang kali juga ditolak oleh Sentaro. Sentaro tak butuh bantuan apalagi dari seorang nenek tua yang kedua tangannya terlihat bengkok/cacat akibat sesuatu. 

Tokue memberikan Sentaro pasta kacang merah di dalam Tupperware. Rasanya berbeda sekali dengan yang Sentaro buat bahkan dirinya takjub dengan pasta kacang merah buatan Tokue. Karena Tokue sudah pengalaman selama 50 tahun bekerja membuat pasta kacang merah. 

Another idea flashed into his head: he could get her to just make the sweet bean paste. Sentaro nodded to himself. Yes, that was it – she could just stay in the kitchen and make the bean paste. While she was doing that he might be able to get the secret of making it from her. At that age she’d probably get tired and quit soon anyway. Begitulah awal mula Tokue akhirnya diterima bekerja di Doraharu.


Baca juga: [SPOILER BOOK] AROMA KARSA - DEE LESTARI

 

Sifatnya Tokue ketika membuat pasta kacang merah ini unik banget. Dia pake perasaan yang too much. Sampai kalau mau mencuci adzuki beans dia harus diem sebentar sambil melihat biji-bijian itu dengan cinta. Katanya sih untuk mendengarkan suara mereka. 

Tokue diduga pernah terkena penyakit Hansen yang termasuk dalam penyakit Kusta atau Lepra. Ternyata alamat yang selama ini dia tempati adalah sebuah Sanatorium bagi tempat orang-orang yang menderita penyakit Hansen. 

Tokue senang karena diberi kesempatan bekerja dan dia bisa keluar dari tempat isolasinya di daerah Tenshoen. Tokue berteman juga dengan sekumpulan wanita remaja SMA yang sering makan di Doraharu dan salah satunya bernama Wakana seorang anak dari orang tua yang sibuk bekerja. 

 

"There was a time when I’d given up all hope of ever going outside those gates into the world again. But now look at me. I could come here. I met so many people. All because you gave me a job."

Karena isu terkait dengan penyakit Hansen yang pernah Tokue derita. Para pelanggan mulai tidak kembali lagi termasuk Wakana serta berita tentang Tokue sampai kepada istri bos pemilik Doraharu. Dia meminta agar Tokue dikeluarkan karena menganggu kesehatan di dalam toko makanan. Sementara Sentaro masih terlilit hutang banyak dengan bosnya. Bos yang menalangi semua hutang Sentaro, sebagai gantinya Sentaro bekerja di Doraharu. Dia tak mampu melawan perintah atasannya meskipun dalam hati masih ingin bekerja dengan Tokue. 

Tiba saatnya ketika Wakana mampir lagi ke Doraharu dan bertemu sama Sentaro yang mau nutup toko. Wakana membawa kandang burung kecil beserta burung jenis lemon canary namanya Marvy. Jadi maksud hati mau nitipin burung itu ke Sentaro karena saran sebelumnya dari Tokue. Malah Sentaronya gak bisa dititipin baik ke rumah atau ke toko. Jadi ada opsi kedua kalau Tokue bersedia menjaga Marvy kalau semisal Sentaro gak mau dititipin. Akhirnya berjalanlah mereka mencari alamatnya Tokue yang berada di dalam Sanatorium dengan maksud mau nitipin burungnya Wakana.

 

Setelah bertemu Tokue, mereka cerita sedikit tentang perjalanan Tokue terkena penyakit Lepra waktu umur 14 tahun. Dari desa terpencil di Jepang dia harus pergi ke Sanatorium di Tokyo menggunakan kereta dan diantar sama Kakak lelakinya. Dikasih blouse bagus sama ibunya dan adik perempuannya tidak berhenti menangis. Sampai tiba di Sanatorium semua pakaian dan barang bawaan tidak boleh masuk. Tokue bersikeras memohon kalau tidak boleh dibawa masuk, setidaknya kasihkan kembali blouse dari ibunya itu ke kakak lelakinya. Namun perawat bilang bahwa kakaknya sudah pulang. Sejak saat itu, keluarga Tokue terputus olehnya. Bener-bener separah itu. Hingga Tokue harus membuat identitas baru. 

Di Sanatorium juga ada penjara isolasi bernama Kusatsu. Ketika seorang dibawa ke sana kemungkinan mereka kembali dalam keadaan hidup sangat tipis. Di sana ruangan kecil dan juga sempit, tak ada matahari lalu ketika musim dingin tiba tempat itu diselimuti salju. Orang di dalamnya bisa mati membeku. 

Di dalam Sanatorium tidak ada pihak luar yang mau datang. Sekalipun ada kebakaran maka pihak pemadam kebakaran tidak mau datang. Sekalipun ada kejahatan maka polisi juga tidak mau datang. Seakan uang yang mereka keluarkan untuk pihak luar itu tidak berarti, mereka yang hidup di Sanatorium benar-benar diisolasi. Jadi mereka saling usaha dan membantu satu sama lain di dalam Sanatorium. Ada tukang cukur yang bersedia mencukur rambut para penghuni. Ada guru yang juga bersedia mengajar para anak-anak. Nah sementara Tokue dan suaminya memutuskan untuk bergabung dengan grup masak-masak aneka makanan manis.  Dari sana dia belajar membuat Pasta Kacang Merah yang baik.

 

Baca juga: Kenapa Baca Novel Dan Nonton Filmnya, Beda Sama Ekspektasi? 

 

Jika ada orang meninggal di Sanatorium maka akan masuk kedalam Charnel House — semacam rumah yang cuma untuk tempat menaruh tulang-belulang — karena di sana tidak ada kuburan. Ada sekitar empat juta tulang belulang yang tidak kembali lagi ke rumah mereka semenjak menginjakan kaki di Tenshoen. 

Membaca cerita Penyakit Hansen ini yang based on true story in Japan. Kaya berasa baca tentang World War. Banyak kekejaman yang terjadi bahkan pengucilan bagi mereka yang pernah terdampak. 😭

 

Semenjak tidak bekerja lagi di Doraharu. Tokue berkirim surat dengan Sentaro, It’s my belief that everything in this world has its own language. We have the ability to open up our ears and minds to anything and everything. That could be someone walking down the street, or it could be the sunshine or the wind. I realize I may have seemed like a nagging old woman to you, and I regret that for all I said I couldn’t pass this vital message on to you.

Ini balasan Sentaro, However, after spending all that time making bean paste with you, I feel like I might have changed a little. Up to now all I could think about was paying off my debts so I could leave Doraharu, but now I feel attached to the place. You’re the one who brought about that change in me. That’s why I believe in you and your sense of things. I still can’t feel it myself, but I like the idea that everything has its own language. 

 

Muncul masalah saat Sentaro berusaha mengganti resep Dorayaki alias fokus ke pasta kacang merahnya, agar bisa lebih baik lagi seperti buatan Tokue. Si boss malah ingin mengganti Dorayaki menjadi Okonomiyaki beserta toko minuman/alkohol. Sentaro tetep kukuh mau pertahanin dorayaki ini. Jadi si boss kasih kesimpulan kalo semisal bulan depan penjualan dorayaki tidak naik maka toko resmi diganti. 

People’s lives never stay the same colour forever. There are times when the colour of life changes completely. -Tokue said.

I realized that no matter how much we lost, or however badly we were treated, the fact is we are still human. All we can do is keep on going with our lives, even if we lose limbs, because this is not a fatal illness. In the midst of darkness and a struggle we had no hope of winning, I held on to this one thing – the fact of our humanity – and I was proud of it.

 

Sentaro dan Wakana berkunjung kembali ke Sanatorium untuk berjumpa lagi dengan Tokue. Berhubung surat yang terakhir kali dikirimkan oleh Sentaro belum juga berbalas. Sedangkan Wakana ikut datang karena terakhir kali Tokue bilang ingin membebaskan Marvy. Setibanya di Sanatorium mereka bertemu dengan Miss Moriyama temannya Tokue dan mereka juga pernah bertemu sebelumnya hingga percakapan mereka pun berlanjut. Sekaligus menyerahkan surat balasan dari Tokue untuk Sentaro.

 

I can’t tell you how many times I wished I were dead. Deep down, I believed that a life has no value if a person is not a useful member of society. I was convinced that humans are born in order to be of service to the world and to others. But there came a time when that changed, because I changed.

In answer, I can say that I know with certainty that life does have meaning. Of course, knowing that doesn’t mean that all our problems are suddenly solved, and sometimes simply getting on with life feels like a never-ending ordeal.

I am sure it is for that child to perceive wind, sky, and voices in his or her own unique way. The world that child senses exists because of it, and therefore that child’s life, too, has purpose and meaning.

That’s why I made confectionery. I made sweet things for all those who lived with the sadness of loss. And that’s how I was able to live out my life. Sentaro, your life is meaningful too.


Baca juga: [ REVIEW BOOK ] Man Search For Meaning - by Viktor E. Frankl


Miss Moriyama bercerita tentang Tokue yang bilang pernah mendengar suara dari pohon-pohon di Sanatorium bahkan merupakan titik balik dari dunianya Tokue selama ini. Tokue said that whenever she walked here the trees all spoke to her, saying “Good job” or “You did it”. She’d never heard that before. I can’t forget her face when she told me. I’ve known her since she was young, and I was at her wedding too. But I’d never seen her look so happy as she did that night. I felt I should tell you both about this, because you knew her, too. I mean, she didn’t need sympathy or anything. She wasn’t unhappy at the end. I really do think that the trees were whispering to her. You did it, Tokue Yoshii. Good job. I believe they really said that.

 

This is where we plant a tree whenever one of us dies. One by one the trees have grown in number. Mungkin mereka yang sudah meninggal ini berbisik untuk menyemangati hidup Tokue.

 

Kesimpulannya adalah … merubah diri dari dalam. Meyakinkan diri sendiri kalau selama ini kamu telah melakukan yang terbaik dan jangan pernah menyesali apapun. Pohon-pohon yang berbisik di sekeliling Tokue tidak akan pernah kita jumpai di dunia nyata. Berbisiklah pada diri sendiri, "Good job, Broh! You did it well." 💓

Kalau kamu sudah baca buku Sweet Bean Paste ini belum, Gez? 




 





Komentar

VISITORS

POSTINGAN LAINNYA