[REVIEW BOOK] The Only One Left By Riley Sager


Judul: The Only One Left

Penulis: Riley Sager

Tebal buku: 388 halaman

Penerbit: Dutton

Tahun terbit: 2023

Aku baca di: Libby to Kindle

 

Deskripsi:

At seventeen, Lenora Hope
Hung her sister with a rope

Now reduced to a schoolyard chant, the Hope family murders shocked the Maine coast one bloody night in 1929. While most people assume seventeen-year-old Lenora was responsible, the police were never able to prove it. Other than her denial after the killings, she has never spoken publicly about that night, nor has she set foot outside Hope’s End, the cliffside mansion where the massacre occurred.

Stabbed her father with a knife
Took her mother’s happy life

It’s now 1983, and home-health aide Kit McDeere arrives at a decaying Hope’s End to care for Lenora after her previous nurse fled in the middle of the night. In her seventies and confined to a wheelchair, Lenora was rendered mute by a series of strokes and can only communicate with Kit by tapping out sentences on an old typewriter. One night, Lenora uses it to make a tantalizing offer—I want to tell you everything.

“It wasn’t me,” Lenora said
But she’s the only one not dead
 
As Kit helps Lenora write about the events leading to the Hope family massacre, it becomes clear there’s more to the tale than people know. But when new details about her predecessor’s departure come to light, Kit starts to suspect Lenora might not be telling the complete truth—and that the seemingly harmless woman in her care could be far more dangerous than she first thought.

 

Review:


Novel ini dibuka oleh tulisan dari mesin ketik yang tertulis sebuah pengakuan tentang kejadian siapa yang membunuh keluarga Hope, yang terdiri dari Winston Hope–ayah, Evangeline–ibu dan anak bungsu perempuan mereka bernama Virginia. Kejadian pembunuhan pada suatu malam yang bahkan barang bukti yang digunakan untuk membunuh korban tidak ditemukan di lokasi kejadian. 

Beberapa orang menuduh anak pertama yang berhasil selamat nyaris tanpa luka apa pun, yang kemudian menelepon polisi setempat. Semua kecurigaan mengarah kepada remaja wanita berusia tujuh belas tahun yang bernama Lenora Hope. Akan tetapi karena tidak ada bukti kuat, serta tidak ada saksi di malam kejadian tersebut, Lenora tidak dihukum penjara. Sebaliknya dia masih tinggal di rumah keluarga mereka yang besarnya seperti istana (Mansion), bersama beberapa pegawai setia yang selama ini melayani yaitu ada Mss.Baker kepala pelayan, Jessica pelayan, Carter tukang kebun, Archi koki. 

Uniknya lokasi Mansion Hope's End di atas tebing, persis gambarannya seperti di cover buku. Pemandangan yang bagus, salah satu sebab aku menyukai latar cerita novel ini yang keseluruhan diambil di rumah. 

 

But Hope’s End isn’t a home. It’s a cage built of secrets.

 

Hope’s End just got a bit closer to tumbling into the ocean.

 

Di lain bagian ada seorang pengasuh dari Gurlain Home Health Aides, bernama Kit McDeere yang baru saja terkena pemberhentian sementara selama 6 bulan. Akibat lalai dalam pekerjaannya karena sengaja meninggalkan obat sejenis painkiller kepada seorang pasien kanker perut yang berada dalam pengasuhannya. Bahkan dugaan polisi kalau Kit sengaja meninggalkan obat itu untuk memudahkan pasien tersebut meninggal. Pasien itu adalah ibu kandung Kit sendiri. 

Two weeks later my mother was dead of a fentanyl overdose.

 

Setelah masa pemberhentiannya berakhir, Kit memulai kembali pekerjaannya bersama Mr.Gurlain. Kemudian mendapatkan tugas untuk merawat Lenora Hope di perbukitan. Kit tahu tentang cerita yang sudah menyebar dari mulut ke mulut dan bahkan dia menyangka kalau Lenora hanya khayalan semata, bualan para orang tua untuk menakuti anak-anak mereka. Sayangnya itu bukanlah omong kosong belaka karena Lenora Hope dan segala cerita tentang Mansion di atas bukit itu nyata. Malah Kit disuruh menjadi perawat Lenora, dia harusnya menolak kalau saja keuangannya tidak mendesak. 

Setelah ibunya meninggal, Kit hanya tinggal dengan sang ayah. Lagipula hubungan Kit dengan ayahnya tidak akrab bahkan makin memburuk setelah ibunya meninggal. Ayahnya jadi lebih banyak diam hingga Lenora merasakan rumah mereka tidak hangat seperti keluarga pada umumnya. 

Kit masuk menjadi pengasuh Lenora yang kini sudah berusia 71 tahun, dalam keadaan lumpuh bahkan tidak bisa bicara dan hanya mampu menggerakan tangan kirinya saja untuk berinteraksi mengatakan: Iya untuk dua kali tap, tidak untuk satu kali tap. Tetapi, tidak menyurutkan satu pun ketakutan yang selama ini bersarang dalam pikiran Kit—kalau dia menjadi pengasuh dari seorang pembunuh. 

Alasan Kit dipekerjakan akibat pengasuh sebelumnya bernama Mary pulang kampung karena suatu keperluan. Belum sampai tiga hari Kit bekerja di sana, muncul beberapa kecurigaan karena Mary ternyata tidak membereskan sebagian besar barang-barang di kamarnya yang kini sudah menjadi kamar Kit. Lalu Lenora berjanji untuk bercerita tentang malam pada kejadian mengenaskan yang menimpa keluarganya kepada Kit, ternyata Lenora mampu berkomunikasi dengan mesin ketik yang ada di kamarnya.

Mayat Mary ditemukan oleh Kit saat dia tanpa sengaja lagi ngadem di teras terus ngeliat ke bawah, ke bebatuan dan lautan. Sejak menemukan mayat Mary, Kit juga ikut diinterogasi, lalu muncul kecurigaan kalau Lenora tidak mau mengaku pada polisi jika dia bisa mengetik, membuat Kit tersudut. 

Kit mulai menyelidiki secara terang-terangan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Karena tentu ada keterlibatan dengan pengakuan Lenora dengan kematian Mary. Sebelumnya Lenora juga pernah memberitahu Mary tentang perkara kejadian pembunuhan keluarga Hope sebenarnya, sebab itulah Mary meninggal, meski dugaan polisi, Mary bunuh diri karena ada surat yang ditemukan pada bajunya. 

 

“The past is in the past. It does no one any good to start digging it up.”

 

Penyelidikan Kit terus berlanjut, meski tanpa disadari dirinya sudah terlibat sedemikian jauh padahal hanya seorang pengasuh, mau tidak mau, Kit mulai memikirkan keselamatan dirinya sendiri yang bisa saja akan berakhir seperti Mary. Satu per satu fakta terungkap di depan Kit bahkan menyeret silsilah keluarganya sendiri. Pertemuan Kit dengan Lenora seperti sudah direncanakan, bahkan sejak pertama kali mengenalkan diri, Lenora sudah tahu siapa Kit sebenarnya. 

Plot twist dalam novel ini banyak banget, bahkan di luar dari prediksi aku sebagai pembaca. 😂

Baca juga: [REVIEW BOOK] THE FOURTH MONKEY BY J.D.BARKER 

 

Kata-kata yang kusuka dalam buku:

💜 “Go to Paris and fall in love, then write all about it. I know how much you love to write. Write down all your thoughts and hopes and dreams as you go on grand adventures. Promise me you’ll do that, my darling. Promise me you won’t remain here.”

 

💜 My mother assured me not to worry. That by reading, whole worlds could be explored without ever leaving home.

 


Komentar

VISITORS

POSTINGAN LAINNYA