[REVIEW BOOK] Yang Menari Dalam Bayangan Inang Mati By Ni Made Purnama Sari
Judul: Yang Menari Dalam Bayangan Inang Mati
Penulis: Ni Made Purnama Sari
Penerbit: Gramedia
Tebal: 172 halaman
Tahun terbit: 2022
Aku baca di: Gramedia digital
Deskripsi:
Kau pulang, tapi adakah kau kembali?
Kau tiba, namun sungguhkah kau telah sampai?
Putu si anak semata wayang itu tumbuh di suatu pedusunan Bali hanya bersama neneknya, tanpa mengenal kedua orangtuanya.
Lewat pertemuannya dengan para maestro seni tradisi tari dan gamelan, Putu seakan diberkati karunia keindahan sepanjang hidupnya—sampai suatu kenangan masa silam tiba-tiba mendatangi dan mengingatkan akan siapa dirinya yang sebenarnya. Inilah kisah seputar Bali periode 1970-an, ketika pulau ini berhadapan dengan suatu peralihan zaman nan lekas, antara pelupaan tragedi 1965 dan penerimaan turisme modern, antara pertanyaan seputar akar budaya dan keterbukaan era kosmpolitanisme hari ini.
Dalam silang zaman itulah kesenian menjadi titik pusat segala peristiwa. Apakah Putu yang serba gamang terselamatkan hidupnya, ataukah sebaliknya, justru luka-luka lamanya tiada tersembuhkan?
Buku Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati karya Ni Made Purnama Sari akan membawa Anda kepada kisah di Bali yang penuh dengan peristiwa-peristiwa yang tak akan terlupakan.
Review:
Dalam buku ini aku seperti diajarkan beragam tarian Bali dari beberapa daerah di Bali. Jadi semisal Bali Utara atau Bali Selatan ternyata ciri tariannya berbeda. Banyak bahasa Bali juga yang digunakan dalam tulisan ini. Sayangnya ada yang dituliskan artiannya ada juga yang tidak, entah apakah efek samping dari bacaan ebook atau mungkin di buku aslinya tertulis catatan kaki.
Tokoh utama dalam novel bernama Putu, di sini aku ada kesalahpahaman karena sampai pertengahan novel baru aku tahu kalau Putu itu cowok. Karena dari awal aku baca namanya anak bocah belajar menari terus dapat kesempatan ikutan grup menari dan dapat kesempatan keliling Bali terus pakai gincu (karena ada kesempatan dia dipakaikan gincu pas mau tampil) kirain cewek, malah gak taunya cowok. 😁
Perjalanan hidup Putu dari seorang bocah yang gemar menari dan tumbuh hanya dengan Niniknya (Nenek) diberi banyak kesempatan untuk meluaskan pengetahuannya tentang menari oleh beberapa pihak yang dia anggap sebagai guru. Setting novel ini yaitu Bali pada tahun 1970an. Bahkan membahas juga asal muasal kenapa Bali menjadi kota turis, awal mula pengelolaan dan juga kemampuan warga Bali untuk beradaptasi dengan kesempatan yang ada.
Baca novel ini berasa lagi jalan-jalan ke Bali. Kisah Putu sendiri sebagai pemandu wisatanya. Satu lagi, penulisan Ni Made itu bukan kaya kepenulisan novel pada umumnya karena Ni Made menggunakan POV 2 yang menggunakan kata 'kamu' jadi berasa yang lagi baca buku itu adalah sosok pemeran utamanya. Tulisannya juga banyak menggunakan prosa ungu atau majas hiperbola gitu, yang kalau digunakan berlebihan rasanya kurang enak. Apalagi misalkan kamu bukan pembaca yang doyan baca prosa ungu begitu, rasanya pasti pengen buru-buru skip. Ya, buku ini menarik untukku.
Komentar
Posting Komentar