[REVIEW BOOK] Nothing Can Erase You By Michel Bussi


Judul: Nothing Can Erase You

Penulis: Michel Bussi

Tebal: 462 halaman

Penerbit: Amazon Crossing 

Translated from: France by Sam Taylor 

Tahun terbit: Juni 2024

I am read an ARC Book from Netgalley 💗

 

Blurb:

From the author of After the Crash comes a gripping new thriller about one woman’s descent into grief and madness after her ten-year-old son disappears without a trace.

Maddi Libéri is a successful doctor living an idyllic life in the South of France. On the morning of her son’s tenth birthday, they walk to the beach together. The boy presses for a quick swim, but when the surf is too rough, she sends him off to buy a baguette instead.

He never returns.

Ten years later, Maddi stands at the spot where she last saw her son. A pilgrimage of sorts. And she can’t believe her eyes. There, standing at the water’s edge, is a young boy—and he looks exactly like her son. Same face, same suit, even the same birthmark.

Rattled, Maddi becomes obsessed with the boy. She upends her life to get closer to him. And the more she learns about her son’s doppelgänger, the more unhinged she becomes. Dangerous secrets brought to light put people’s lives at risk, and plot twists reveal truths you’ll never see coming.

 


Thank you, Netgalley and Amazon Crossing, for letting me read this an ARC from this book 😍

Maddi Liberie adalah seorang dokter. Dia tinggal dekat pantai Saint-Jean-de-Luz, Basque–Prancis, bersama anak lelakinya berusia 10 tahun bernama Esteban. Hari itu adalah ulang tahunnya yang kesepuluh, dia ingin berenang tetapi tidak diperbolehkan oleh Maddi. Kebiasaan rutin mereka adalah habis berenang pagi, Esteban bakal mandi, terus belanja ke toko kue habis itu balik ke rumah lalu si Maddi berangkat ke tempat prakteknya terus Esteban ke sekolah. Setiap hari begitu, tapi hari ini beda. Esteban yang niatnya mau beli kue sambil bawa satu keping euro, ternyata gak pulang ke rumah. 

Maddi nyusulin ke toko kue, ternyata anaknya gak ke sana. Terus dia ke pantai, anaknya juga gak ada. Dia mengira kalau Esteban mengabaikan perintahnya untuk gak berenang hari itu. Esteban hilang dengan masih memakai celana renang indigo dengan logo paus, sendal, satu keping euro. 

Sebulan kemudian mayat Esteban ditemukan dalam keadaan menggambang tak jauh dari pantai. Dengan ciri-ciri yang sama persis, kecuali sandal dan satu keping euro, yang hilang. 

Maddi pindah ke tempat lain karena di sana sudah terlalu banyak kenangan. Sepuluh tahun kemudian dia datang kembali ke pantai Saint-Jean-de-Luz untuk berlibur bersama Gabriel. Tak sengaja menemukan anak kecil umur sepuluh tahun yang mirip Esteban, celana indigo ada paus putihnya, mata, rambutnya, semua mirip. Maddi memata-matai si anak yang ternyata bernama Tom bersama ibunya bernama Amandine. Mereka tinggal di Murol, sejak saat itu Maddi dan Gabriel juga pindah ke Murol. Karena obsesi Maddi tentang Tom yang mirip banget sama Esteban, membuatnya ingin mengetahui siapa si Tom ini sebenarnya. 

Dr. Wayan Balik Kuning adalah psikiater yang menangani Maddi. Dia melarang Maddi pindah ke Murol demi seorang bocah yang mirip Esteban, anaknya yang sudah meninggal sepuluh tahun lalu. Maddi masih belum mengakui kalau Esteban meninggal begitu aja, karena anak itu gak mungkin melanggar perintah ibunya. Maddi percaya sebelum hanyut pasti Esteban diculik lalu dibuang ke laut. Keyakinannya itu tidak diakui oleh kepolisian, itu pula yang menyebabkan Maddi terobsesi mencari tahu fakta sebenarnya tentang kematian Esteban. 

Dr. Wayan Balik Kuning adalah orang Bali, dia anak keempat. Bercerita tentang keyakinan Maddi yang mengira Tom adalah reinkarnasi dari Esteban. Aku bukan orang Bali, tetapi apa yang ditulis oleh Michel tentang Bali dan segala pemberian nama juga penjelasan tentang reinkarnasi itu terkesan kental sekali, seperti dia memang orang Bali asli. Risetnya luar biasa. Aku tidak bisa menahan senyum menyaksikan penjelasan Dr. Wayan pada saat itu. Michel kau melakukan riset tentang Bali dengan apik! 

Ada pekerja sosial bernama Savine dan Nectaire. Mereka menaruh curiga pada Maddi yang seperti mengincar Tom. Bahkan Maddi pernah terang-terangan bilang ke Amandine kalau Tom pasti dalam bahaya, saat dia ulang tahun kesepuluh sama seperti Esteban dulu. Itu yang membuat Amandine menjaga jarak dengan Maddi, meskipun di Murol hanya Maddi satu-satunya Dokter yang ada. 

Martin Sainfoin adalah satu-satunya polisi di desa tersebut. Setelah bertemu dengan Savine dan Nectaire, dia mau bicara sama Savine pribadi tentang Tom dan Amandine. Tetapi di jalan, si Martin meninggal karena serangan jantung saat naik sepeda. Terakhir yang diagnosis kalau Martin itu sehat adalah Maddi. Jadi dari sana Maddi mulai dicurigai banyak orang. 

 

Bapaknya Tom bernama Jonas pulang ke rumah karena dia sering bekerja keluar kota. Untuk alasan karena Maddi pula, si Amandine merasa Tom dalam bahaya. Hanya beda sehari dia di rumah kemudian meninggal karena dibunuh seseorang. 

Jadi ada dua kasus pembunuhan yang berkaitan dengan Tom dan Amandine. Otomatis pula bersangkutan dengan Maddi yang mulai terobsesi dengan keluarga tersebut. Maddi punya banyak bukti seperti kemampuan Tom yang bisa bahasa Basque tanpa pernah ada yang ngajarin, tanda lahir yang sama persis, kemahirannya bersepeda, berenang, suka musik. 

Di lain sisi, Tom bisa melihat Esteban yang rupanya mirip dengan dia. Mereka sering main bersama. Itulah yang dibilang oleh Tom waktu ditanya oleh Maddi. 

Sewaktu Savine and Nectaire ngomongin soal kematian Esteban terus tentang hilangnya satu euro yang belum ditemukan itu.

“He used it to pay for his boat ride across the river to hell.” Nectaire and Savine are frozen with their teacups in midair. “Surely you’ve heard that story before?” Aster demands. “For centuries, people would place a coin in the mouth of the deceased so he could pay for his trip to the other side of the River Styx. Only those who could pay the boatman had a chance of being chosen by the guardian of hell to go in the boat, and therefore to return among the living.”

 

BACA JUGA: [REVIEW BOOK] DARK HOLLOW BY JOHN CONNOLLY 

 

Esteban sewaktu hidup itu lagi mengalami pengobatan di psikiater. Karena belakangan agak aneh menurut ibunya. Apalagi semenjak kejadian dia dikejar tawon, si Esteban takut sama tawon, tapi anehnya kue yang selalu dibeli setiap hari itu ada madu di dalamnya. Jadi Esteban pernah ngomong begini sama Psikiaternya 👀👇

“Worse than that,” says Esteban. “I know you love swimming, right, at the pool or in lakes during summer? But have you ever wondered if there’s anything at the bottom? Another world, I mean. Invisible. Hidden below the surface of the water. If you go down there, and then come back up, you become someone else.”

“I have to . . . I have to die.” The next silence seems to go on forever. Finally, trying hard to sound casual, the shrink says, “You have to die? Oh, is that all? And why would you want to do that?” Suddenly the words pour in a rush from Esteban’s mouth. “So I can be reborn somewhere else, Doctor, in another body.”

A final, interminable silence. Has the therapist run out of arguments? 

It is Esteban who breaks the silence. 

“Don’t worry, Doctor. It’s not the place where you leave your body that matters. What matters is choosing the right moment. You see? You just have to aim right. So that your next life is better than the one before.”

“Don’t you like your life before? I mean, your life now . . . You know what I mean.”

“I do! Of course I do. But like I told you, Doctor, I’m doing all this so Mommy will love me more.”

“Your mommy loves you, Esteban. Believe me. She could never love anyone more than she loves you. But listen to me. I think I’m going to have to talk to someone. One of my colleagues. Another psychiatrist. A specialist. To . . . to help you.”

 

Iyes, pas Esteban tenggelam. Baik si Psikiater dan separuh dugaannya Maddi, Esteban meninggal bunuh diri. Karena dia mengira ibunya gak sayang sama dia, jadi gimana caranya dia bisa hidup menjadi orang lain. Bayangin aja, kenapa bisa-bisanya anak umur sepuluh tahun ngomong kaya gitu? Yang sakit apakah betul anaknya atau ibunya?

“The old people here say that when someone is about to die, you have to fill a cup with water from the Fountain of Souls and make them drink it. Then right away , you have to give a pregnant woman a drink of the same water from the same cup. That way . . .”

“That way, what?”

“That way, the soul can pass from the dying person’s body to the unborn baby’s.”

A village was swallowed up by Lac Pavin. A whole village . The same legend, the same story as the one in Saint-Jean-de-Luz.

Lac Pavin: the legend, told to them so many times by Aster, of the drowned village at the bottom of the lake. A town punished by the devil for all its sins.

 

Jadi di Murol itu ada yang namanya danau Lac Pavin, nah orang tua pada bilang semacam legenda mirip Saint-Jean-de-Luz, kalau dulunya itu desa yang tenggelam karena dihukum oleh para iblis karena dosa-dosa mereka. 

 

Serius deh, ini tulisan yang bagus. Terlalu  banyak plot twist di dalamnya apalagi pas di akhir-akhir halaman. Semuanya kaya kejutan besar bagi pembaca. Jadi opini  yang dari awal digiring oleh penulis itu salah besar, pas di akhir baru deh kebongkar semua fakta satu per satu. Btw, ini buku pertama yang kubaca untuk pembuka tahun 2024 ini dan buku ini berhak mendapatkan 5 bintang. 

Kirain cuma Riley Sager aja yang menganut plot twist. Rupanya Michel ini lebih parah, jadi aku yang baca kebanyakan hah, heh, hoh, mulu setiap balik halaman 😭

Kalau kalian penggemar Riley Sager, pasti kalian suka karya Michel Bussi. Mereka sama-sama penulis plot twist, menyimpan ledakan paling dahsyat di akhir cerita 💗




Komentar

VISITORS

POSTINGAN LAINNYA