[REVIEW BOOK] Sembilu: Pengembaraan Rasa by Tasaro G.K


Judul: Sembilu, Pengembaraan Rasa

Penulis: Tasaro G.K

Penerbit: Bentang Pustaka

Tahun terbit: 2020

Jumlah halaman: 496 halaman

Aku baca di: Pinjam Perpus

 

Blurb:

Demi mencari Kanya, Kashmir melakukan pengembaraan rasa ke kota-kota yang jauh: Stockholm, Frankfurt, Paris, Hongkong, Makkah, Madinah, Yogyakarta, dan sebuah kota kecil yang terlupakan di Bandung Selatan.
Suatu siang, Kashmir terbangun di atas kereta dan melihat Kanya dikelilingi orang-orang tak dikenal. Namun, saat berusaha menjangkau gadis pujaannya itu, Kashmir tersadar, betapa waktu sesungguhnya telah berlalu begitu lama. Kanya telah turun dari kereta itu, dua puluh tahun yang lalu.
Padahal, Kashmir merasa yakin baru saja melihat senyum Kanya di dalam kereta ini.

 

Kashmir, seorang anak berkulit putih yang kalau dilihat sekilas mirip keturunan Tionghoa. Sayangnya, Kashmir adalah anak yatim piatu yang tadinya tinggal sekamar dengan seorang nenek yang sudah meninggal dunia. Lalu Kashmir tetap diizinkan tinggal oleh Pak Haji dan Bu Haji, si pemilik kontrakan, juga anak mereka Pipin. Sebutan Khasmir di keluarga mereka adalah Aa Kashmir. Hanya berbeda dua atau setahun dengan Pipin. 

Kashmir bersekolah di SLTA Musik. Dia penggemar musik, khususnya lagu-lagu Titi Dj dan hobi main gitar. Kesehariannya selain sekolah di kota Bandung, adalah membantu toko bangunan milik Pak Haji. 


Awal pertama kehidupan Kashmir diisi oleh bunga-bunga saat tanpa sengaja dia naik kereta saat berangkat sekolah. Di sanalah dia bertemu dengan bidadari tanpa sayap, yang sedang menggendong bakul sayur, bernama Kanyakumari. 

Cerita yang cukup sederhana, jatuh cinta seperti di kereta-kereta, jatuh cinta pada pandangan pertama, jatuh cinta ala-ala anak SMA. Iya, kita semua pasti pernah merasakan hal begitu. Itu pula yang dirasakan Kasmir kepada Kanyakumari—si anak tamatan sekolah dasar yang tak bisa lagi mengenyam pendidikan akibat kebutuhan keluarga. Dia punya orangtua lengkap dengan dua adik laki-laki yang masih kecil. Nasib hidup membimbing Kanya harus mencari penghasilan sendiri dan membantu finansial keluarga. 

Lambat laun, hari berganti bulan, bulan pun berganti tahun. Namun, benih rasa di hati Koko Kashmir—begitu sebutan Kanya untuk si Kashmir—tidak padam oleh waktu, malah semakin hari semakin membara. Ditambah lagi, Kasmir jadi sering mengajarkan pelajaran SMP kepada Kanya di kereta. Duhlah, aku yang baca aja baper sambil rol depan-rol belakang melihat perasaannya Kashmir pada Kanya. *Uhuk

Tiga tahun sudah kebersamaan mereka. Bahkan Kashmir juga sudah sering main ke rumahnya Kanya, sudah akrab dengan orang tua dan dua adiknya. Ibaratnya teh, udah terbuka seluruh pintulah ya, buat kemajuan hubungan mereka. Sampai tibalah saat yang paling mendebarkan. Kashmir juga punya cita-cita, yaitu ingin sekolah ke Swedia, sebuah impian yang dari dulu dipegangnya erat, merantau keluar Negeri entah bagaimanapun caranya. 

Keberuntungan adalah perpaduan antara persiapan dengan kesempatan. Nah, si Kashmir dapat tawaran dari Pak Suganda, guru sekolahnya untuk mengajukan program beasiswa ke Swedia meski dengan persyaratan harus punya sertifikat IELTS dulu. Satu per  satu semuanya dilewati hingga tibalah pintu kesempatan di depan mata yaitu beasiswa ke Swedia berhasil dia dapatkan. 

Di saat yang sama, ada kegundahan pada hati seseorang yang jatuh cinta. Pastinya tidak mau dong, ninggalin Kanya selama tiga tahun di Swedia sementara mereka tanpa hubungan yang jelas, bisa-bisa rejeki dipatok ayam tetangga kalau begitu. 😁

 

Aku gak mau spoiler ah, tentang kisah cintanya Kanyakumari dan Kashmir. Jadi kubiarkan kalian sendiri yang mencari tahu bagaimana kisah mereka selanjutnya. Serius, bahasa narasinya Tasaro itu manisss banget. Apalagi kalo udah masuk di kegundahan hatinya Kashmir perkara perasaannya itu.

 

BACA JUGA: [REVIEW BOOK] Lebih Senyap Dari Bisikkan By Andina Dwifatma 

 

Terus lanjut deh, ke bagian berikutnya di mana Kashmir ada di Swedia. Waaahhh, aku berasa diajak jalan-jalan ke  Swedia, ih. Seseru ituh! 

Merasakan susahnya Kashmir mencari kerja sampingan saat musim dingin datang, padahal statusnya juga belum pernah sama sekali ngerasain dingin apalagi salju. Merasakan susahnya bergelut dengan pekerjaan halal, karena akhirnya dia bekerja di bar meski cuma jadi tukang bersih-bersih, tetapi keimanannya terasa semakin menipis. Ya gimana enggak, dia muslim, puasa pas Ramadan, sholat juga, tapi pekerjaannya setiap hari berurusan dengan alkohol dan makanan yang semuanya mengandung babi. 

Apalagi Swedia terkenal dengan minoritas muslim. Jadinya ya, keimanan Kashmir agak diuji di sana,  halal dan haram jaraknya tipisss sekali. Kalo gak kerja gak punya uang, kalo kerja ya begitulah.

 

Aku juga diajakin Tasaro berkunjung ke Swedia Utara. Di mana terdapat Midnight Sun dan Polar Night, yaitu beberapa bulan matahari sama sekali gak terbit dan beberapa bulan matahari terbit terus. Dalam kata lainnya 24 jam siang, 24 jam malam. Dah, pokoknya google aja sendiri, tak bisa berkata-kata. Huhu. Seru deh, aku sampai penasaran dan buka Youtube akhirnya buat liat Swedia Utara itu kaya apasih, tempat di mana Aurora terpampang jelas di atas kepala bak kuasan minyak tumpah di langit. Aku suka, aku suka, yeaayy! 💛

Daann, buku ini endingnya menggantung. Karena masih ada dua series selanjutnya, yaitu Shirath dan Galaksi Cinta. Aku pun, masih penasaran dengan kisah cinta mereka berdua. Biasanya sih, biasanya aja nih, cinta pertama itu paling manis, tetapi gak berhasil, tetapi paling susah dilupakan. *Pengalaman pribadi huhu 😭

Jujur aja, bahkan sampai halaman 244 itu aku baru dapat hook linenya yang  bikin lanjut balik halaman dan memutuskan baca sampai akhir. Jadi dari awal baca rasanya datar aja, manis-manis seperti remaja jatuh cinta pada umumnya, iya begitulah. Makannya sempat heran juga apasih yang bikin series Sembilu ini bisa sampai tiga buku? Ohh, ternyata itu toh. Baru deh aku terusin baca sampai selesai. 

 

Jadi kesimpulannya adalah, jatuh cinta secukupnya saja. Karena kalau kelewat cinta dan nasib berkata lain, maka bisa tak terduga endingnya. Udahlah atuh mah, segitu aja. Sedih juga kalau bahas masalah perkara cinta-cintaan ini, orang aku mah juga masih berjuang. *Malahcurhat 😓

 

Kalau kalian udah baca buku ini belum, Gez? 💜 



Komentar

VISITORS

POSTINGAN LAINNYA